Minggu, 31 Maret 2013

MENGAWALI PERJALANAN (ROHANI) DENGAN BENAR

Semoga Allah selalu membimbing dan memberi petunjuk. seperti janji Allah dalam surat an Nur :54 :
''APABILA KAMU SEKALIAN TAAT KEPADA'NYA MAKA KAMU SEKALIAN AKAN MENDAPAT PETUNJUK''
Dan juga dalam surat al ankabut :69: ''DAN ORANG ORANG YANG BERMUJAHADAH (BERSUNGGUH-SUNGGUH) MAKA KAMI AKAN MENUNJUKI MEREKA JALAN-JALAN KAMI, DAN SESUNGGUHNYA ALLAH BESERTA ORANG ORANG YANG BERBUAT BAIK''.


TAHAPAN DAN RAMBU RAMBU MENGAWALI PERJALANAN RUHANI

Ibarat sebuah perjalanan panjang jika kita ingin mengarungi perjalanan maka agar selamat sampai tujuan, diperlukan rambu rambu yang mempermudah dan sekaligus menjaga agar selamat sampai tujuan dan tidak tersesat. Demikian juga dengan perjalan rohani kita perlu mengenal lebih dulu rambu rambunya .Syeikh Ibn ‘Athailla as sakandari dalam al Hikam nya ( yang kemudian diberi penjelasan oleh Syeikh Sa’id hawa ) berkata :
''SALAH SATU KEBERHASILAN PADA AKHIR PERJALANAN (tasawuf) ADALAH KEMBALI BERSANDAR KEPADA ALLAH SEJAK PERMULAAN ''.

Syeikh Ibn ‘Athaillah menekankan bahwa jika ingin kesudahan perjalan dengan benar, maka mulailah dengan permulaan yang benar pula. Awal pendakian yang benar adalah jika seseorang berpijak kepada petunjuk Allah. Bila perjalananmu diawali dengan kembali kepada Allah maka kesudahan akan menjadi baik dengan izin Allah.
Menurut syeikh Sa’id Hawa Kembali kepada ALLAH ketika mulai berjalan menuju Allah lebih dari satu macam bentuk dan pengertian. Bisa bermakna kembali kepada hukumNYA, hingga awal perjalanan hendaknya sesuai dengan hukum syariat’.Apabila engkau berangkat tidak dari hukum syariat’ maka engkau tidak akan sampai pada kesudahan yang benar, Jadi kita mesti berhukum dengan dasar syariat’ sejak titik keberangkatan, dan hal ini akan tercapai jika diperoleh ilmu yang dapat menjaga agar tidak jatuh dalam kesalahan atau kesesatan. seperti kata sebuah ungkapan ahli hikmah :
 ''BARANG SIAPA YANG BERTASAWUF TETAPI TIDAK BERFIQIH, MAKA IA TELAH ZINDIQ (ATHEIS). DAN BARANG SIAPA YANG BERFIQIH NAMUN TIDAK BERTASAWUF MAKA IA TELAH MENJADI FASIQ''

Juga sebuah petuah para syeikh : Wahai anaku jadilah ahli hadits yang sufi, dan janganlah menjadi sufi yang ahli hadits.
Karena itu mulailah dengan ilmu setelah itu bertasawuf, seorang yang mengawali dengan ilmu lantas bertasawuf maka ia berjalan dengan bashirah (pandangan hati), dan ia tidak membawa berbagai nash ke dalam tasawuf. Adapun orang yang memulai dengan tasawuf dan kemudian baru ilmu, terkadang ia mendudukan nash-nash tidak dengan proporsinya.
Makna yang lain adalah : sebelum melakukan sesuatu seseorang hendaklah istikharah (mohon pilihan yang sesuai) kepada Allah. Konsep kembali kepada Allah pada awal perjalanan meliputi istikharah, menyempurnakan hubungan dengan Allah, dan bersandar kepadaNYA dalam menekuni sesuatu yang kita inginkan, hingga kita merasa tenang karena Allah ridho ketika kita menempuh perjalanan ini.
Konsep kembali kepada Allah itulah menjadi salah satu rambu pokok dalam menempuh perjalan rohani
Selanjutnya Didalam Buku ''Jalan Kearifan sufi'' Secara sistimatis ilmiah, DR.Yunasril Ali MA memberi gambaran sistematis bila seorang mau mengawali perjalanan rohani TASAWUF : menurut beliau ada dua tahap dalam upaya yang dapat dilalui oleh penempuh perjalanan :
Tahap Pertama : melalui berbagai amal yang dapat menyucikan qalbu. Bagian ini biasa disebut tasawuf ‘amali (tasawuf praktis). Al gazali menyebutnya ilmu amalah ( pengetahuan praktis). tasawuf tahap pertama ini terdiri dari dua bentuk. kesatu dalam bentuk disiplin diri dan peningkatan amal-amal qalbu. Disini si salik (penempuh jalan rohani) berupaya mensucikan qalbunya dari segala bentuk ikatan duniawai (yang berlebihan) sehingga secara bertahap kesucian rohaninya akan meningkat dari satu maqam ke maqam yang lebih tinggi, berbarengan semakin tinggi pula keluhuran akhlaknya. Karena itu tasawuf dalam tahap ini disebut tasawuf akhlaqi ( tasawuf akhlaq). Pada maqam tertinggi sisalik akan terbebas dari belengu belenggu material sehingga dia benar benar merasakan hidup bersama Allah.
Bentuk kedua dari tahapan tasawuf ‘amali adalah ; dalam bentuk amal amal jasmani berupa shalat, puasa, zikir , wirid dana lainya ( menurut syariat islam ). Disini sisalik akan berupaya segala amal tersebut dalam tiga disiplin ; Syariah, thariqah dan hakikah. pada disiplin syariat salik berupaya segala bentuk amal sesuai dengan hukum legal formal (sesuai dengan syariat islam), Tidak hanya itu amal amal itu harus dapat dilakukan secara sempurna dan tepat sesuai petunujuk guru/pembimbingya. Dengan melaksanakan segala amal itu secara sempurna, maka salik akan mencapai tujuan amal itu dalam disiplin haqiqah. Dan muara segalanyan itu adalah pada MA’RIFAT ALLAH (mengenal Allah) secara langsung melalui mata bathin. tasawuf bentuk kedua ini disebut Tassawuf ‘Ubudi ( tasawuf ibadah ). Amal amal dalam tasawuf ibadah ini adalah amal untuk menopang menyucian rohani, sehingga si salik bisa secepatnya sampai pada tujuan yakni Allah.Dalam disiplin tasawuf segala amal itu harus dilakukan secara sungguh-sungguh (mujahadah) dan dengan pelaksanaan yang teratur (Riyadhah). Denga melalui jalan itulah salik akan mencapai musyahadah ( penyaksian ketuhanan). istilah musyahadah identik dengan dengan ma’rifah yakni penyaksian tuhan secara langsung, namun bukan secara fisik tetapi melalui rohani.Alqur’an menyebutnya LIQA’(pertemuan), seperti diungkapkan dalam ayat :
''BARANG SIAPA MENGHARAP PERTEMUANYA DENGAN TUHANNYA, MAKA HENDAKLAH IA MELAKSANAKAN AMAL SALEH DAN JANGANLAH IA MENYEKUTUKAN SESUATU PUN DALAM BERIBADAH KEPADA TUHANNYA ( Surat al Kahf 18 : 110 ).

Tahap kedua : Ketika perjalanan rohani salik telah mencapai tahap tahap puncak, disini ia akan menemukan berbagai pengalam rohani yang unik, yang sebagian dapat diungkapkan kepada khalayak umum sementara yang lain tidak karena keterbatasan media bahasa untuk mengungkapkannya, maka pada tahap ini sufi hanya bisa berdiam diri atau mengatakan :''RASAKAN SENDIRI BARU ANDA MENGERT''. Sehubungan dengan inilah Abu huraiyah r.a menerima hadis dari nabi saw: ''aku menghapal dua wadah ilmu dari rosulullah saw. Yang satu kuterangkan dan yang lain (Tidak kuterangkan), seandanya kuterangkan maka leherku akan dipotong orang'' (HR.Bukhari)
Tasawuf tahap ini disebut tasawuf nazhari (taswuf teoritis) atau tasawuf falsafi (tasawuf filosofis) dimana salik atau sufi telah mencapai pertemuan rohani dengan tuhan, merasakan kehdiran Allah dan mendapatkan pengalaman rohani yang begitu kaya bersamaNYA. menurut al gazali inilah puncak kebahagiaan yang oleh insan dalam hidupnya. Pengetahuan yang diperoleh dari pertemuan dengan Allah biasa disebut : ‘ILMU AL LADUNNI (pengetahuan yang bersumber langsung dari ALLAH) atau ‘ILMU AL ASRAR (pengetahuan rahasia). Al ghazali menyebutnya ‘ILMU MUKASYAFAH (pengetahuan yang merupakan hasil tersingkapnya hijab antara manusaia dan ALLAH).
Syeikh Zainudin Bin Ali al Malibary, menjelaskan tahapan dalam menempuh tasawuf lebih rinci dan menurut saya mungkin lebih mudah difahami dalam praktek antara lain beliau memberikan kata hikmah yang dikenal dengan ''SEMBILAN WASIAT'' Barang siapa yang sengaja memasuki jalan (yang ditempuh) para wali, maka hendaklah melaksanakan wasiat-wasiat ini dan sekaligus mengamalkan.
Bila sembilan wasiat itu sudah diamalkan, maka ia dibukakan hatinya oleh Allah pada pintu kefahaman, dilapangkan dadanya dengan ilmu-ilmu yang dapat menyingkapkan tabir yang menutup hatinya dalam berhubungan dengan Allah, sehingga tampaklah nur ma’rifatbillah.
  1. TAUBAT
  2. QONA’AH
  3. ZUHUD
  4. MEMPELAJARI ILMU SYAR’IAT
  5. MEMELIHARA AMALAN AMALAN SUNAT
  6. TAWAKAL
  7. IKHLAS
  8. UZLAH
  9. MEMELIHARA WAKTU.

SPIRITUALISME ISLAM


Agama islam adalah ajaran Allah yang disampaikan melalui RasulNya Muhammad saw ,berisi  tentang aturan hidup  kehidupan dan penghidupan dunia dan akhirat. Menurut  Syeikh Hasan Al Banna: Islam adalah sistem  universal yang mencakup seluruh dimensi kehidupan selanjutnya beliau menegaskan bahwa Islam adalah sistem nilai yang sempurna mengatur  seluruh persoalan hidup. Ia memberi fatwa  dalam segala urusan. Agama Islam meletakan sistem yang lengkap dan terperinci.Agama ini selalu memberikan penyelesaian atas problematik kehidupan dan menawarkan aturan aturan yang sangat diperlukan untuk kemaslahatan manusia.(Tarbiyah ruhiyah ; Said hawa)
……. وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَاناً لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ -٨٩-
“……..Dan KAMI turunkan kepadamu al Qur’an untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang orang yang berserah diri.”(An nhl 16:89).

“Menjelaskan segala sesuatu: menunjukan bahwa alqur’an  dapat menjawab semua persoalan kehidupan manusia. jawaban alquran bisa diperoleh langsung dari alquran, bisa melalui perkataan, tindakan dan persetujuan nabi, juga bisa melalui ijtihad yang sesuai dengan semangat zaman
Diriwayatkan dari Umar bin khatab :
Ketka kami sedang dengan rosulullah datanglah seorang yang berpakaian putih bersih dan berambut hitam kelam, tak nampak padanya bekas perjalanan jauh, namun tak satupun kami mengenalnya. lalu orang itu duduk mengahadap nabi sehingga  kedua lututnya bersentuhan dengan lutut nabi, bahkan ia meletakan kedua telapak tanganya di paha nabi, lalu berkata:”Wahai muhammad jelaskan padaku tentang islam?”.Rasulullah pun menjelaskan; ISLAM adalah :
1.      Kesaksian tiada Tuhan selain ALLAH dan MUHMMAD Utasan ALLAH
2.      Shalat
3.      Zakat
4.      Puasa
5.      Haji ( jika mampu)
lalu orang itu berkata: ”Benar engkau”, kamipun terheran-heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Lalu orang itu bertanya lagi: ”Jelaskan kepadaku tentang IMAN? Rasulpun menjelaskan :”IMAN adalah percaya akan:
1.      Allah
2.      Malaikat MalaikatNya
3.      Kitab KitabNya
4.      Rasul RasulNya
5.      Hari akhir
6.      Taqdir baik dan Buruk
Lalu orang itu berkata: ”Benar engkau”. Sekarang jelaskan padaku tentang IKHSAN? Rasulpun menjelaskan: IKHSAN adalah:
Dalam ibadahmu engkau seakan akan melihat ALLAH, dan kalaupun engkau tidak melihat Allah engkau merasa sedang dilihat ALLAH.
Lalu  orang itu berkata: ”Benar engkau”. Sekarang jelaskan padaku tentang KIAMAT?, Rasul menjawab: ”Orang yang ditanya tidaklah lebih tahu dari yang bertanya!. Kata orang itu: Kalau begitu jelaskan tanda tandanya?. Rasulpun menjelaskan: ”Tanda kiamat adalah: akan engkau jumpai sahaya wanita melahirkan tuannya, dan akan engkau lihat orang orang bertelanjang kaki dan badan, miskin, para pengembala kambing, sama bermegagah megahan didalam gedung”.Lalu orang itu bertolak pergi.Aku terheran heran.
Lalu Rosulullah berkata:’Hai Umar , tahukah kau siapa orang yang datang bertanya?”,Aku menjawab:”Allah dan RasulNyalah yang lebih tahu”Rasul berkata:”Dia adalah Jibril, datang untuk mengajarimu tentang agamammu (HR Muslim).
Pokok ajaran agama islam yang diajarkan jibril meliputi: ISLAM, IMAN dan IKHSAN, ketiganya merupakan pondasi  penopang Agama islam ketika satu diantaranya hilang berarti tidaklah tegak agama itu dan berarti kesempurnaan agama Islam ditopang ketiga landasan tersebut.
Sayangnya yang populer di sebagian kaum musliman Cuma Islam (rukun) Iman (rukun) bagaimana dengan Ikhsan.?
Dari hadits yang panjang itu dapat digaris bawahi bahwa beban syariat yang diperintahkan kepada manusia dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu hukum hukum yang berkaitan dengan   amal  lahiriah ( exsoteris) : dan amal amal yang berhubungan dengan hati manusia ( isoteris /spiritual  ). Syeikh abdul Qadir Isa ,mengatakan amal amal kategori kedua yaitu yang berhubungan dengan hati adalah titik tolak dari amal amal lahiriah. Rusaknya amal batin mengakibatkan rusaknya amal amal lahiriah
Oleh karena itu menjadi seorang muslim  yang beriman haruslah mengamalkan semua ajarannya baik yang amal amal lahir ( exoteris ) dan juga amal amal bathin. dengan demikian insya Allah pancaran amal amal tersebut dapat menolong dan menjawab semua persoalan hidup manusia. Target utama seorang muslim haruslah sampai pada tataran Ikhsan seperti yang diajarkan Allah melalui jibril kepada Muhammad S.a.w dan umatnya. Pelajaran tentang amal islam telah dirangkum dalam ilmu fiqih, ajaran dan amal iman dituangkan dalam ilmu tauhid. lalu dimanakah pelajaran tentang Ikhsan dirangkum ? Inilah yang sering dilupakan kita.
Kata Ihksan dalam kamus tasawuf diartikan ; kebajikan. spiritual Ihsan adalah unsur ke tiga dari pengertian agama islam, yaitu iman ( keyakinan ), amal perbutan ( islam ) dan kebajikan ( ihsan ), ikhsan diartikan beribadah dengan penuh kehadliran dan kesadaran seperti seorang yang benar benar melihat Tuhan, bisa juga diartikan merenungkan dan memikirkan Allah dalam segala hal dan disetiap saat ( kamus tasawuf 82).
Tataran ikhsan berarti dalam diri kita telah ada rasa seolah melihat Tuhan dan jika kita tak melihat Tuhan Tuhan yang selalu mengawasi gerak gerik kita.Tataran ini tidak mungkin timbul dengan sendirinya tanpa mengamalkan Islam dan Iman dalam trilogi ajaran islam. Ajaran ajaran nabi Muhammad s.a.w memiliki tiga dimensi; dimensi iman, islam dan ikhsan. Tasawuf merupkan implementasi dimensi ikhsan. istilah tasawuf pada masa Rasulullah belum digunakan, tetapi secara subtansi telah dilaksanakan. pada perkembangan selanjutnya dimensi islam melahirkan ilmu syarit atau fiqih, dari dimensi  yang mengandung unsur iman kepada Allah. iman kepada malaikat, rosul dan kitabnya, hari qiyamat dan iman kepada takdir melahirkan ilmu kalam ( teologi islam) dan dimensi ikhsan pada giliranya melahirkan ilmu tasawuf, ( eksiklopedia tasawuf,2008)
Tasawuf adalah ilmu yang merangkum tentang perjalanan ( ruhani ) menuju pendakian kepuncak Ikhsan, sayannya para ulama memperdebatkan dan sebagian malah menuduh tasawuf  bukan bagian dari islam bahkan penyelewengan Islam.wallahu a’lam.
Kitab kitab tasawuf umumnya ada yang membahas  ucapan-ucapan para sufi, sejarah ,dan ajaranya, namun secara garis besar pokok pembahasan tasawuf adalah Ruh, Jiwa, hati dan akal. menurut syeikh said Hawa  ilmu tasawuf membahas aspek pendalaman dari akidah, aspek bathin dari masalah fiqih, dan hakekat amal yang ada dalam alquran dan assunah serta upaya untuk menggali secara tuntas perjalan ruhiyah dalam mencapai tahapan islam, Iman, ihsan, takwa syukur dan sterusnya.
Pembahasan tema-tema itu ditempuh melalui dua  jalan; secara teoritis dan praktek ( suluk). inilah pokok pembahasan intisari dari ilmu tasawuf ( said hawa ;Tarbiyatuna Aruhiah)

Sabtu, 16 Maret 2013

DOA BERWUDHU


NAWAITUL WUDHUU'A LIRAF'IL HADATSIL ASHGHARI FARDHAN LILLAAHI TA'AALAA.
Artinya:
"Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil,fardhu karena Allah Ta'ala."
Doa Ketika Berwudhu
Doa doa ini dilakukan ketika kita sedang membasuh anggota tubuh kita dalam wudhu 

Ketika Membasuh Kedua Telapak Tangan
Allahumma innii as-alukal yumnaa wal-barakata wa a-'uudzu bika minasy-syu'mi wal-halakati
Ya Allah, aku memohon kepadaMU kebaikan ibadah dan keberkahan, dan aku berlindung kepada-MU dari keburukan dan kerusakan.

Ketika Berkumur
Allahummasqinii min haudhi nabiyyika Muhammadin shallalahu 'alaihi wa sallama ka'san laa azhma-u ba'dahu abadan.
Ya Allah, beri minumlah kami dari air telaga Nabi-Mu Muhhamad Saw. Satu gelas yang tidak akan haus selamanya.

Ketika Mencuci Hidung
Allahumma innii a'uudzu bika min rawaa-ihin-naari wa suu-id-daari
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari bebauan neraka dan keburukan rumah

Ketika Membasuh Muka
Allahumma bayyidh wajhii yauma tabyadhdhu wujuuh wa taswadu wuujuh.
Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari ketika wajah wajah putih (berseri) dan wajah wajah menjadi hitam legam (yakni pada hari kiamat)

Ketika Membasuh Tangan Kanan
Allahumma'thinii kitaabii bi yamiinii wa haasibnii hisaaaban yasiiran.
Ya Allah, berikanlah kitabku dengan tangan kananku, dan hisablah aku dengan hisab yang ringan.

Ketika Membasuh Tangan Kiri
Allaahumma laa min waa tu'thinii kitaaabii bi syimaalii wa laa raa-i hahrii.
Ya Allah, janganlah Engkau berikan kitabku pada tangan kiriku, dan janganlah pula dari belakang punggungku 

Ketika Mengusap Kepala
Allahumma harrim sya'rii wa basyarii 'alan-naari wa azhil-lanii tahta 'arsyika yauma laa zhilla illaa zhilluk
Ya Allah, haramkanlah rambut dan kulitku diatas api neraka, dan naungilah aku dibawah arsy-Mu pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Mu.

Ketika Mengusap Kedua Telinga
Allahummasma’nii munaadiyal jannati fil jannati ma’al abraar.
Ya Allah, perdengarkanlah aku suara pemanggil surga di dalam surga bersama orang yang baik.

Ketika Mengusap Leher
Allahumma fukka roqobatii minan naari wa a’uudzubika minas salaasili wal aghlaal.
Ya Allah, pisahkanlah leherku dari neraka dan aku berlindung padaMu dari rantai-rantai dan belenggu-belenggu.

Ketika Membasuh Kaki Kanan
Allaahumma tsabbit qadamii ’alaash shiraatill mustaqiimi ma’a aqdaani ibaadikashaalihiin.
Yaa Allah,yaa Tuhanku,tetapkanlah tumuitku diatas titian yang lurus bersama tumit hamba-hamba-Mu yang shaleh.

Ketika Membasuh Kaki Kiri
Allaahumma inni aa’udzubika antazilla qadamii ’alaa shiraati fiin naari yauma tazilla maaqdamul kaafiriina wal munaafiqiin.
Yaa Allah yaa Tuhanku,sesungguhnya aku-berlindung kepada-Mu dari keterpelesetan tumuitku dari atas jalan neraka,pada hari dikala terpeleset tumit orang-orang kafir dan orang-orang munafiq.

Doa Ketika Selesai Berwudhu 
Asysy hadu an laa illaaha illallaah wah dahulaa syarikalah waasyhadu anna muhammadan ’abduhuu wa rarasuuluhuallaahum maj ’alnii minat tawaabiina waj’alnii minal mutathahhitiina waj:alnii min ’ibaadikash shaalihiin.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Satu-satu-Nya,tiada sekutu bagi-Nya Dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.Yaa Allah,jadikanlah saya termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang suci dan jadikanlah saya termasuk orang-orang yang shalih.

















RAHASIA DI BALIK RAHASIA

KESEMPURNAAN TUHAN

Yaitu sifat kebenaranNya, kesempurnaanNya, keelokanNya, kekerasanNya jua ialah yang dinamakan kalimah tauhid yang mulia itu Lailahaillallah..

Kemudian daripada itu hendaklah diketahui pula maksudnya yang mulia itu pengetahuan tauhid pada marifat, adapun kalimah Lailahaillallah terbagi 2 ;
1. LAILAHA itu sifatnya kaya tiada kekurangan yaitu Allah Ta'ala,
2. ILLALLAH itu sifatnya kekurangan yang masih berkehendak yaitu Muhammad

maka jika sudah demikian hendaklah diketahui pula apa yang bernama Muhammad oleh Allah Ta'ala,  dan bernama Allah Ta'ala itu apa oleh Muhammad supaya menjadi Tauhid pada kalimah yang mulia itu.

Adapun ilmunya dan rahasianya oleh Allah Ta'ala, karena Allah Ta'ala itu nama bagi dzat wajibbal wujd dan mutlak..yaitu; Bathin Muhammad dan Allah Ta'ala itu nama bagi sifat dzahir Muhammad..jadi dzahir dan bathin Muhammad itulah yang bernama Allah, jikalau demikian patut kalimah yang mulia inilah pertemuan hamba dengan Tuhannya dan lagi kalimah yang mulia ini di umpamakan, sebesar gunung tempat perhimpunan segala rahasia dan segala ruh, nyawa dan segala hati, tubuh, nama, ilmu dan segala isi-isinya dan segala islam, iman, segala tauhid, segala marifat, habis terhimpun semua dikalimah ini..maka yang penting diamalkan supaya mahir  pada siang dan malam, terutama diwaktu dalam sembahyang 5 waktu karna diwaktu itulah Tuhan menurunkan petunjuk yang baik adanya..jadi yang mengatakan kalimah Lailahaillallah tiada lain Dia sendiri jua, memuja diriNya sendiri jua..LAYASRIFULLAHU ILLALLAH = tiada mengenal Allah hanya ALLAH..

Jadi yang sebenar-benarnya Muhammad, benar-benar diri karna tubuh, hati, nyawa, rahasia..Muhammad itulah yang mempunyai insan yakni Syariat namanya, adapun nyawanya itu dinamai Alam Mitsal Hakekat namanya, adapun rahasia itulah yang bernama Alam Ruh yakni Marifat namanya..maka sesudah demikian hendaklah Muhammad itu pula yang mengenal akan Tuhannya.

ALLAH(dzat) ---> Alif(sifat)---> * (asma)---> Af'al<--->(dzat wajibbal wujd) muhammad--->HU ALLAH

tetapi belum lagi Muhammad mengenal akan Tuhannya sebelum fana tubuhnya, hatinya, nyawanya, rahasianya, dzatnya, sifatnya, af'al nya seperti firman Allah Ta'ala dalam Quranul Kariim ; Qul Huwallahhu Ahad artinya katakan wahai muhammad ALLAH itu ESA..ESA pada dzatnya, sifatnya, asmanya, af'alnya seperti dalam Quran kariim ; serahkan dirimu yaa Muhammad kepada Tuhanmu yang hidup tiada mati..maka keterangan Muhammad mengEsakan, menyerahkan diri kepada Allah Ta'ala 

ALIF --- adapun bathin Muhammad Dzat kepada Allah Ta'ala rahasia kepada hambanya,
LAM AWAL --- adapun Awal Muhammad itu sifat kepada Allah Ta'ala Nyawa kepada hambanya,
LAM AKHIR --- adapun akhir Muhammad Asma kepada Allah Ta'ala Hati kepada hambanya,
HA --- adapun dzahir Muhammad Af'al kepada Allah Ta'ala tubuh kepada hambanya.. JANGAN DISANGKA HAMBA ITU KITA, ITU SALAH KARENA KITA ITU PADA ILMUNYA SUDAH TIADA ADA LAGI...

jadi rahasia, nyawa, hati, tubuh Muhammad itupun tiada ada padanya ..tiada lagi kepada sifat, kepada asma, kepada Af'al nya seperti firmanNya ; Wal awaalu wal akhiiru, wal dzahirru wal batiinu..jadi Muhammad itu sekedar nama jua/keterangan yang lebih terang lagi menentukkan Muhammad itu sebenar-benarnya tiada lain kedzahiran 5 sifat Allah Ta'ala jua yang dinamakan kalimah LAILAHAILLALLAH..



KUASA TUHAN DENGAN SIFATNYA

jadi firman Allah : tafakur seketika itu dengan berhadap terlebih baik daripada kebaktian seribu tahun..

adapun yang terhimpun di dalam tubuh kita ini ada 2 ruh, yang tidak diketahui yaitu ruh yang dinamakan ruhul quds dan yang kedua dinamakan ruhani..
adapun sebutan ruh itu atau ucapannya "ALLAH",
dan yang satu lagi ucapannya "HU"
inilah yang mau kita cari yang dinamakan rahasia Allah Ta'ala dengan Muhammad..

jikalau mau diketahui hendaklah di cari guru / mursyid yang tahu ilmu hakikat jikalau tiada, jangan dibuka karena tiada tahu jalan rahasia tuhan yang tersembunyi dalam diri kita..ketahuilah olehmu hai talib yang beroleh pertolongan dari pada nabi kita SAW dengan syafa'at pada yaumil akhir..

bermula jalan yang sempurna dari pihak dzahir dan bathin ada jalan musahadah, mukaballah, mukarammah dan musahallah..adapun arti dari:
-musahadah = berpandangan,
-mukaballah = berhadapan,
-mukarammah = menyertakan,
-musahallah = menyempurnakan

jika ditanya apa arti di pandang dan apa arti berhadapan dan juga arti dari menyertakan?
Adapun yang berhadapan itu Ajim artinya Cita-cita yang amat tangkas, dan adapun yang dipandang itu itikat, yang menyertakan itu yakin karna nyata tiada syak dan was-was dalamnya, menyempurnakan itu Tauhid menyampaikan segala penglihatan mata batin dari pada meng-Esa-kan..
adapun Nakitah dan tanajul pun segala asyaita yin awal itu ilmu namanya kuat jua tiada lainnya, adapun wadah itu wujd mutlak pun namanya jua, ilmu pun namanya jua..

Lam : wujd, kidam, baqa,muhalafatulil hawadis, kiyamuhu binafsih

adapun yang dikatakan nyawa muhammad itu sebenarnya tiada lain kedzahiran 4 sifat Allah Ta'ala yang dinamakan kalimah ILLA = kodrat, iradat, ilmu, hayat
adapun yang dikatakan tubuh muhammad sebenar-benarnya dari 5 = kadirrun, muriddun, aliimun, hayyun, dan wahdaniyyat..jadi yang bernama Muhammad tiada lain ialah sifat tuhan.

LA = Wujd, kidam, baqa, muhalafatulil hawadis, kiyamuhu binafsih ---> Diri/dzat,
ILAHA = Sama, basar, kalam, sami'un, basirun, mutakalimun---> Nyawa/Sifat,
ILLA = kodrat, iradat, ilmu, hayat---> Hati/asma,
ALLAH = kadirun, muridun, aliimun, hayyun,Wahdaniyyat---> Tubuh/Af'al


HAKEKAT TUHAN & MANUSIA

adapun yang mematikan diri yang berhuruf dan bernama ALLAH itu demikian caranya :
1. menafikan huruf Alif,
2. Lam Awal,
3. Lam Akhir,
4. Ha

adapun huruf-huruf yang demikian ;
1. Alif = Allahusamma wati wal Ardh,
2. Lam Awal = Lillah husamma wati wal Ardh,
3. Lam Akhir = Lahulmulku samma wati wal Ardh,
4. Ha = Wal awallu wal akhirru Wal Dzahiru wal Batiinu

jadi jikalau demikian diri kita yang dzahir itu nyata fana sekali2 tiada mempunyai apa-apa lagi (min adami ila wujdin, wamin wujdin ila Adami) jadi maksudnya dari pada kita diri yang dzahir walau sehelai rambut pun telah tiada mempunyai lagi apa-apa..

tiada boleh dikatakan ada lagi pada ilmu-nya, hanya diri yang bathin jua ialah yang bernama Muhammad..seperti firman Allah ta'ala dalam hadits Qudsi : Ku jadikan semesta sekalian alam ini karenamu yaa Muhammad, Ku jadikan akan dikau karenaKu yaa Muhammad..

Adapun dzat mutlak yang dinamakan oleh kaum ahli sufi akan Dia 'Asyiq itu ialah Ta'yin Hakikat, Ta'yin hakikat ke duanya adanya jua bukan dari padanya jua, maka tatkala hendak menyatakan IradatNya dari kodratNya maka asal Ta'yin hakikat itu dinamakan A'yan sabitah, yaitu ibarat cermin maka limpahlah wujd mutlak itu seperti yang di dalam cermin..

ahmad muhammad allah
I . O 
allah 

titik namanya ; Ahdiat
adapun pertama, titik pindah wadah semata-mata maka ilmu A'yan sabitah hakikat tubuh Muhammad yaitu asal sekalian Nyawa adanya...dengan perkataan perkenalan kepada Allah jangan susah mencari Allah, Allah telah lenyap menjadi nyawa sekalian batang tubuh..

--jangan susah mencari billah,
--billah ada didalam tubuh,
--jangan susah mencari Allah,
--Allah ada di dalam tubuh

yaitu Nur Allah, dimana ada Nur-nya tentu tiada terputus dari yang punya Nur tersebut..bersatu tetapi tiada sekutu itulah antaranya kita dengan Allah..


MENGENAL DIRI SEBENARNYA

1.Maksudnya mengenal yang sebenar-benarnya diri/mengetahui asalnya diri supaya tahu yang sebenarnya    agar mengenal akan Tuhan,
2.Ini agar meng-Esa-kan yang sebenar-benarnya diri kepada Allah Ta'Ala agar jangan sampai Murakabah yang bersusunan pada Ilmu-Nya..
Adapun  maksud  1&2 itu menerangkan keadaan perkakas isi tubuh yang dzahir & yang bathin, maka jika sudah pula diketahui seperti ini hendaknya di fana-kan agar tetap ke-Esa an-Nya dan tidak siapa pun yang dapat menduakan-Nya/Allah saja yang Tunggal/Esa, Demikianlah maksudnya..

 Diri SEJATI itu ada 2 Bagian:
--Diri yang Dzahir,
--Diri yang Bathin.

adapun diri yang Dzahir itu asal daripada unsur Adam, Adam unsurnya memiliki 4 perkara,yaitu :
1.Api,
2.Angin,
3.Air,
4.Tanah

Dan berikut ini penjabaran/makna dari tulisan/huruf ALLAH yang sering kita lihat dalam kaligrafi,
--ALIF ---> Api,
--LAM AWAL --> Angin,
--LAM AKHIR --> Air,
--HA --> TANAH/BUMI

1. adapun Api itu terbit dari Diri yang Bathin, berhuruf ALIF bernama DZAT yang menjadi rahasia hurufnya pada kita,
2. adapun Angin itu terbit dari Diri yang Bathin, berhuruf LAM AWAL bernama SIFAT yang menjadi nyawa pada kita/Nafas kita,
3. adapun Air itu terbit dari Diri kita yang Bathin, berhuruf LAM AKHIR bernama ASMA yang menjadi HATI pada kita (Air Nuthfah&Air Liur),
4. adapun Tanah/Bumi itu pula terbit dari Diri yang Bathin, berhuruf HA bernama AF'AL menjadi tingkah Laku pada kita..

Jadi, demikianlah Diri kita yang Dzahir ini terbit dari bayang-bayang kita yang Bathin dan adanya Huruf yang bertuliskan ALLAH, tapi jangan sampai saudara mengakui bahwa saudara adalah Tuhan karena Diri kita yang Dzahir ini hanyalah Tulisan (Ingat, hanya sebatas Huruf/Tulisan) yang berlafadz ALLAH, untuk itulah Allah Ta'Ala menciptakan tulisan/huruf tersebut agar kita mengenal Diri kita yang Dzahir..

Kemudian daripada itu setelah kita mengetahui Diri kita yang Dzahir hendaklah kita ketahui Diri kita yang Bathin pula, agar dapat kita kenal akan Tuhan melalui Diri yang Bathin sebagaimana seperti sebuah sabda yang sangat dikenal oleh para kaum sufi "Man Arafa Nafsahu Fa Qad Arafa Rabbahu" barang siapa mengenal sebenar-benarnya Diri Niscaya Diri akan mengenal Tuhannya...tetapi sebelum kita mengenal akan Diri kita yang Bathin, hendaklah mati dahulu sebelum mati Diri kita yang Dzahir tadi,seperti Sabda Nabi SAW "Mutu Kabla Anta Mutu" jikalau telah kita matikan Diri yang Dzahir tadi, barulah nyata dari kita yang Bathin yang bernama sebenar-benarnya DIRI..


KESATUAN DARI SEMUA YANG ADA

Alhamdulillahirabbil Alamin wasalatu wassalamu ala sayiddina mursaliin wa'ala alihi wa'ashabihi aj'main..

adapun kemudian daripada itu ketahui olehmu hai salik bahwasanya tiada sempurna bagi seseorang mengenal diri melainkan mengetahui akan asal kejadian diri, yang mula-mula diciptakan oleh Allah Ta'ala..pasal pada menyatakan asal yang mula-mula di jadikan oleh Allah seperti pada sabda Abdullah ibn Abbas (ra) dari junjungan kita Nabi SAW : yang mula-mula di jadikan oleh Allah Ta'ala yaitu Nur NabiMu..

> la yaskuluhul lahu'illah = tiada yang menyebut Allah hanya Allah,

> laya rulahu ilallah = tiada yang melihat Allah hanya Allah,

>laya budullahu ilallah = tiada yang menyembah Allah hanya Allah

seperti firman Allah di dalam hadits qudsi : dzahir tuhan didalam bathin hamba-nya, manusia itu rahasiaku dan aku pun rahasianya(insanu sirri wa ana sirrahu) bermula insan itu rahasiaku dan rahasiaku itu sifatku dan sifat-ku tiada lain dari padanya (al insanu sirri wassirri wa sifatun, wasifatin laghoiri) , pada hakikatnya bagi Allah katanya Allah kepada Muhammad..ini di dalam Al-Adzhim.. (jistumul insanu wanafsuhu, wakalbuhu, warkuhu, wassamahu, wabsarrahu warruha walisanuhu, wayajiduhu, lahuahila ana walla ana gairuhu : tubuh manusia dan hatinya dan nyawanya, pendengarannya, penglihatannya, tangan dan kakinya sekalian itu aku nyatakan dengan diriku bagi dirinya, dan insan itu tiada lain dari pada aku dan aku pun tiada lain dari padanya...maka tiada engkau berani akan di aku selama engkau masih tiada fana di dalamku, syahtiada ayal, terhila dan yaitu rupaku padamu.. 

maka yaitulah yang dipegang oleh orang arif'billah, firman Allah : wa huwa ma'akum Ainama kuntum " ada tuhan kamu serta kamu",wa fi'an fusikum affala tafsiruun "dan didalam dirimu pun Aku maka tiadalah kamu lihat akan di Aku, karena Aku terlebih hampir dekat pada alat matamu yang putih,terlebih Aku hampir padamu.." 

maka memadailah keterangan dan nash Quran maka sampai disinilah keterangan-keterangan ajesamm andrakul idrakul fahwa idrak,bermula lemah dari pada pendapat maka yaitulah yang di dapat La Illaha Ila Allah,Ana...tiada tuhan melainkan Aku...








Sabtu, 09 Maret 2013

10 CARA MENGENDALIKAN HAWA NAFSU


Bagi seseorang muslim yang menyadari hakikat kehidupannya, akan senantiasa menjaga hati dari tipuan hawa nafsu yang menjerumuskan. Nafsu adalah kecenderungan tabiat yang dirasa cocok. Kecenderungan ini merupakan suatu bentuk ciptaan Allah yang ada dalam diri manusia, sebagai urgensi keberlangsungan hidupnya. Karenanyalah manusia memiliki keinginan untuk makan, minum, dan menikah. 

Nafsu dapat mendorong kepada sesuatu yang dikehendakinya. Ia akan berada pada jalur yang benar manakala dikendalikan . Namun sebaliknya, ia akan menghancurkan manusia jika nafsu yang mengendalikannya. Celaan terhadap nafsu datang ketika berlebih-lebihan dalam dua sikap ini, yakni yang melebihi sikap mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot. Orang yang menuruti nafsu, syahwat dan rasa benci biasanya tidak konsisten pada batasan yang bermanfaat baginy, jarang ada orang yang bisa bersikap adil dengannya.